30 Oktober 2009

pemilihan kamar untuk buah hati


Penataan kamar yang sehat akan berimplikasi baik terhadap kesehatan dan kebahagiaan anak. Berikut ini tips untuk membuat layout kamar si kecil mejadi lebih menyenangkan


  • Pemilihan posisi kamar. Usahakan kamar yang dipilih untuk si kecil, dapat memberikan ketenangan.
  • Ventilasi udara. Adanya jendela dan ventilasi lainnya akan membuat si kecil lebih nyaman.  Apabila digunakan AC, usahakan suhu sedang, jangan terlalu dingin.
  • Warna dinding kamar. Pilih warna yang lembut atau cerah untuk mendeskripsikan sifat anak.Hindari warna dominan, semisal hitam atau merah.
  • Sinar matahari. Sinar matahari pagi  sangat bagus untuk perkembangan kesehatan anak. Selain itu kamar menjadi hangat dan tidak lembab.  

  • Kebersihan kamar. Debu sangat sulit dicegah. Usahakan bahan sprei dan asesories lainya dapat dibersihkan dengan mudah.
  • Keamanan anak. Perhatikan barang-barang yang diletakkan atau yang anda pilih untuk si kecil.  Pastikan keamanan dan keselamatan si kecil adalah yang utama.

26 Oktober 2009

membantu proses pertumbuhan gigi sang buah hati

Ketika si kecil mulai tumbuh gigi, akan lebih baik apabila anda memberikan stimulan untuk lebih membantu pertumbuhan gigi sang buah hati. Terdapat beberapa macam jenis makanan ataupun alat bantu stimulan yang dapat anda berikan untuk buah hati anda.

  • Es loli dengan buah segar. Untuk mengurangi rasa sakit di gusi. Selain itu, akan memperoleh kandungan vitamin dari buah.
  • Pisang yang sudah didinginkan. Selain mengurangi rasa sakit, dapat juga digunakan untuk camilan yag sehat buat si kecil. Buat potongan kecil-kecil terlebih dahulu, sebelum diberikan kepada sang buah hati.
  • Biskuit teething. Praktis dan cukup digemari karena rasa manisnya. Berhati-hatilah terhadap efek negatif yang dapat muncul akibat kadar manis yang cukup tinggi.
  • Tulang paha ayam. Bersihkan dan daging dan tulang muda yang ada, dan berikan kepada si kecil untuk dijadikan pelampiasan rasa gatal di gusinya.
  • Botol berisi air es. Setelah dikompres dengan botol, akan berkurang rasa yeri dpada gusinya.
  • Teething ring. Umum diberikan kepada si kecil. Dinginkan terlebih dahulu sebelum digunakan.
  • Waslap dingin. Dengan waslap ini, si kecil padat melampiaskan rasa gatal di gusi.

23 Oktober 2009

penggunaan tisu basah

Apabila anda sering menggunakan tisu basah untuk membersihkan alat kelamin dan dubur si kecil, ketika BAK dan BAB, perhatikan hal-hal berikut ini.
  • Pergunakan tisu basah yang didesain hanya untuk bayi, karena tidak mengandung alkohol. Dengan maraknya produk-produk tisu basah yang beredar di pasaran, sebaiknya anda tetap waspada dalam memilih produk yang digunakan.
  • Hentikan pemakaian apabila kulit si kecil terlihat iritasi atau mengering.
  • Khusus untuk membersihkan BAB, gerakan membersihkan harus dimulai dari alat kelaminya ke arah dubur. Hal ini untuk menghindari bakteri berpindah ke alat kelamin.
  • Khusus untuk bayi perempuan, usahakan membersihkan bagian dalam alat kelaminnya, dengan menggunakan air yang mengalir.

19 Oktober 2009

tanda si kecil mulai lapar

Pengaturan jam makan untuk si kecil, terutama bila si kecil masih ASI eksklusif, memang harus jelas dan disesuaikan dengan kebutuhannya. Dengan adanya jadwal pemberian makan/ASI, akan memudahkan sag ibu untuk mengontrol pertumbuhan buah hatinya.

Akan tetapi, sebaiknya orang tua sekalian waspada dan jangan terlalu terpaku kepada jam memberi ASI kepada si kecil. Karena jadwal makan/ASI itu sebenarnya hanya berupa acuan saja. Sebisa mungkin, berikan makan/ASI kepada buah hati anda, begitu si kecil merasa lapar.

Berikut ini beberapa tanda yang ditunjukkan si kecil ketika mulai terasa lapar.

  1. Mata bergerak-gerak, walaupun dala kondisi terpejam
  2. Terjadi gerakan menghisap yang dapat dilihat dari gerakan mulut dan lidah bayi
  3. Gerakan tangan berulag kali terarah ke mulut
  4. Terlihat gelisah
  5. Si kecil mengeluarkan semacam rintihan atau suara yang lirih

14 Oktober 2009

sehat dengan mengkonsumsi ikan

Ikan merupakan sumber gizi yang diperlukan oleh tubuh. Hal ini dibuktikan oleh penelitian yang menyebutkan bahwa asam linoleat (sejenis lemak) yang terdapat dalam ikan, akan dirubah oleh sistem pencernaan kita, menjadi asam lemak atau dikenal dengan kata lain omega 3.

Faktor omega 3 inilah yang membuat masyarakat, di negara-negara yang sudah dikenal sebagai pengkonsumsi ikan seperti jepang, diketahui mempunyai angka penderita jantung dan penyakit degeneratif lain yang cukup rendah.

Selain itu, omega 3 berperan untuk membantu proses pertumbuhan sel otak manusia. Apabila dalam masa kandungan sampai masa pertumbuhannya, balita memperoleh asupan omega 3 dengan baik, maka potensi kecerdasan balita akan mencapai maksimum. Oleh sebab itulah, para calon ibu dianjurkan untuk banyak mengkonsumsi ikan ketika sedang mengandung buah hatinya. Dan setelah anak sudah bisa diperkenalkan dengan makanan padat, lebih baik secepatnya diperkenalkan dengan konsumsi ikan.

Dewasa ini, banyak diperkenalkan minyak ikan dalam bentuk kapsul. Dalam kapsul ini, terkandung minyak ikan dengan Omega 3, yang sering disebut Eikosapentaenoat dan Dakosaheksaenoat, atau yang sering dikenal dengan EPA dan DHA.

Dari berbagai penelitian, sudah dibuktikan bahwa EPA dan DHA mampu menurunkan kadar kolesterol dan bintik-bintik darah yang melekat pada dinding pembuluh darah. Dengan berkurangnya hal ini, maka resiko serangan jantung dan stroke dapat diminimalisasi.

Selain itu, mengkonsumsi minyak ikan juga telah dibuktikan dapat menurunkan kadar trigliserida dan lipoprotein dalam darah. Dengan menurunnya kadar ini, resiko terjadinya Aterosklerosis dapat dikurangi.

Karena kandungan EPA dan DHA ini ditemukan paling banyak terdapat di dalam minyak ikan, dibandingkan kandungan EPA dan DHA di dalam minyak yang berasal dari tumbuhan, seperti minyak kacang, jagung dan kedelai serta yang lainnya, makan sangat dianjurkan untuk diberikan kepada anak selama periode emas pertumbuhannya.

04 Oktober 2009

indikasi anak berbakat

Orang tua mana yang tak ingin punya anak berbakat? Bagaimana, sih, cara mendeteksi bakat si cilik? "Anak sulung saya luar biasa aktif. Dia juga pintar dan suka sekali bertanya. Kadang, pertanyaannya bikin kami kewalahan. Teman-teman saya bilang, si sulung termasuk anak berbakat," tutur Andika, ayah dua anak tentang putra sulungnya yang berusia 4 tahun. Banyak orang dengan mudah menyimpulkan si A, si B, atau si C anak berbakat. Entah karena ia selalu jadi juara kelas, juara lomba, dan sebagainya. Bahkan, anak yang belum pernah menunjukkan prestasinya di bidang tertentu pun, sering dikatakan anak berbakat. Misalnya, suaranya merdu saat menyanyi. Sebenarnya, seperti apa sih, yang dimaksud anak berbakat?

Beda Pintar & Berbakat

Menurut pakar psikologi pendidikan, Prof. Dr. S.C. Utami Munandar, anak berbakat berbeda dengan anak pintar. "Bakat berarti punya potensi. Sedangkan pintar bisa didapat dari tekun mempelajari sesuatu," jelasnya. Tapi meski tekun namun tak berpotensi, seseorang tak akan bisa optimal seperti halnya anak berbakat. "Kalau anak tak berbakat musikal, misalnya. Biar dikursuskan musik sehebat apa pun, ya, kemampuannya sebegitu-begitu saja. Tak akan berkembang." "Sebaliknya, jika anak berbakat tapi lingkungannya tak menunjang, ia pun tak akan berkembang." Soal bakat musik tadi, misalnya. Jika di rumah tak ada alat-alat musik, bakatnya akan terpendam," jelas guru besar tetap Fakultas Psikologi UI ini.

Pada anak hiperaktif, jelasnya,"Konsentrasinya kurang terfokus. Jadi, hanya gerak fisiknya yang aktif tapi tak menunjukkan kelincahan intelektual. Aktivitasnya pun sering tanpa tujuan." Kendati dia suka bertanya, tapi tak berkonsentrasi pada jawabannya. Konsentrasinya mudah buyar jika ada hal lain yang menarik perhatiannya. Lain hal dengan anak berbakat. "Jika ia lari ke sana-sini, pasti ada tujuannya. Jika ia tertarik pada sesuatu, ia akan duduk diam dalam waktu yang lama, asyik sendiri mengerjakan sesuatu," terang Ketua Yayasan Indonesia untuk Pendidikan dan Pengembangan Anak Berbakat ini.

Perkembangan Lebih Cepat

Bakat anak, lanjut Utami, berkaitan dengan kerja belahan otak kiri dan kanan. Belahan otak kanan berhubungan dengan kreativitas, imajinasi, intuisi. Sedangkan belahan yang kiri untuk kecerdasan. Nah, anak berbakat umumnya menunjukkan IQ di atas rata-rata, yaitu minimal 130. "Namun tak berarti anak dengan IQ rata-rata, yaitu 90-110, tak akan berbakat," tukas Utami. Anggapan orang bahwa IQ menetap seumur hidup, menurutnya, sama sekali tak benar. "Ada, kok, anak yang sebelumnya ber-IQ di bawah rata-rata, tapi dengan stimulasi dan pendekatan yang baik bisa berubah jadi di atas rata-rata," paparnya.

Tapi IQ bukan satu-satunya yang menentukan seorang anak disebut berbakat atau tidak. Masih ada faktor lain lagi, yaitu CQ atau kreativitas, yang juga harus di atas rata-rata, minimal 250. Selain itu, tambah Utami, "Ia juga harus memiliki task commitment, yakni kemampuan pengikatan diri terhadap tugas atau motivasi. Jadi, ada keinginan dan ketekunan untuk menyelesaikan sesuatu."

Nah, untuk mendeteksi apakah seorang anak berbakat atau tidak, menurut Utami, bisa dilihat dari perkembangan motoriknya. Anak berbakat, perkembangan motoriknya lebih cepat dibanding anak biasa. Entah dalam berbicara, berjalan, maupun membaca. Misalnya, umur 9 bulan sudah bisa jalan (normalnya, usia 12,5 bulan). Selain itu, ia juga cepat dalam memegang sesuatu dan membedakan bentuk serta warna. Untuk kemampuan membaca, kadang anak berbakat memperolehnya dari belajar sendiri. Yaitu dari mengamati dan menghubung-hubungkan. Misalnya dari memperhatikan lalu-lintas, teve, atau buku.

Anak berbakat juga senang bereksplorasi atau menjajaki. "Jadi, kalau ia mempreteli barang-barang, bukan karena dia nakal tapi karena rasa ingin tahunya," terang Utami. Tentang rasa ingin tahu yang tinggi ini, terangnya lebih lanjut, memang pada umumnya dimiliki anak kecil. Hanya, pada anak berbakat, cara mengamatinya lebih kental dibanding anak-anak biasa. Hal lain yang menjadi karakteristik anak berbakat ialah bicaranya bisa sangat serius. Pertanyaannya sering menggelitik dan tak terduga. Kadang ia tak puas dengan jawaban yang diberikan, sehingga terus berusaha mencari jawaban-jawaban lain.

Pentingnya Stimulasi Lingkungan

Meski demikian, Utami menyarankan orang tua tak lantas mudah melakukan generalisasi. "Mentang-mentang perkembangan motorik anaknya lambat, lantas dikira tak berbakat. Belum tentu, lo," katanya. Sebab, perkembangan setiap anak berbeda. Ada yang cepat dalam perkembangan bicara dan bahasanya tapi motoriknya lambat, dan sebagainya. "Bisa saja terjadi, anak yang dulu perkembangan bicaranya lambat, ternyata ketika besar menjadi sarjana sastra yang terkenal," ujarnya. Dengan kata lain, meski perkembangannya lambat, bisa saja nantinya ia berkembang menjadi anak berbakat dan mengejar ketinggalannya. Hanya saja, hal itu tak akan terjadi dengan sendirinya. "Semuanya tergantung dari lingkungan. Bagaimana stimulasi lingkungan akan sangat mempengaruhi perkembangan bakat anak," tukas Utami. Semakin dini orang tua memberikan stimulasi, akan semakin baik. Misalnya, dengan mengajak anak bercakap-cakap sejak ia masih bayi. "Banyak orang tua menganggap, bayi belum mengerti apa-apa sehingga belum perlu diajak bicara."

Padahal, mengajak anak sering-sering berbicara sangat perlu. "Itu akan merangsang perkembang bahasanya dan berarti membuatnya terangsang untuk berbicara," tutur Utami. Begitu juga untuk mengembangkan keinginan anak akan eksplorasi. Sejak usia bayi hal ini sudah dapat dilakukan. Misalnya, tempat tidur bayi tak dibiarkan kosong melompong, tapi "diisi" dengan mainan gantung yang dapat merangsangnya. "Sesekali, dekatkan benda-benda yang terang ke dekat matanya agar ia bisa melihat jelas atau menyentuhnya. Ini sama dengan melatih koordinasi antara tangan dan matanya," kata Utami. Selain itu, tambah pakar kreativitas ini, beri ia kesempatan untuk melatih berbagai keterampilannya. Saat membacakan cerita, misalnya, "Orangtua tak melulu membaca tapi juga mengajukan pertanyaan agar si anak terbiasa berpikir kreatif."

Cukup Alat Sederhana

Sarana dan prasarana pendidikan di rumah yang memungkinkan bakat si anak tercium, tentu saja perlu. Buku bacaan, alat musik/olahraga, atau mainan edukatif, sangat penting. Dari benda-benda itulah, akan terlihat ke mana bakat si anak. Apakah pada musik, olahraga, teknik, atau intelektual. "Dari situ juga akan terlihat derajat besarnya bakat tiap anak." Memang, aku Utami, tak semua orang mampu membeli alat-alat musik yang mahal. Untuk mendeteksi bakat musik, tak perlu punya piano. "Cukup dengan radio atau teve. Dari cepatnya si kecil menghapal nyanyian bahkan untuk melodi yang sulit-sulit, itu sudah menunjukkan bakatnya," terang penulis buku Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak Sekolah ini. Selain itu, asalkan orang tua kreatif, alam pun sudah menyediakan berbagai sarana. Misalnya, membuat mainan dari biji-bijian atau dedaunan. "Sebaiknya dalam melakukan permainan, orang tua juga ikut terjun bermain. Sehingga anak dapat menikmati kegiatan itu dan mempunyai kepercayaan diri untuk mengembangkannya," kata Utami.

Perlakuan Khusus

Setelah bakat anak ditemukan, orang tua seyogyanya memberi peluang pada anak untuk mengembangkan bakatnya. Yakni, dengan menciptakan lingkungan yang mendorong perkembangan bakat itu. Seperti sudah disinggung di atas, sekalipun seorang anak berbakat namun lingkungannya tak mendukung, maka ia tak akan berkembang. "Memang anak berbakat akan belajar lebih cepat dan melakukan segala sesuatu lebih baik ketimbang anak biasa, sehingga tampaknya tak perlu mendapatkan perhatian khusus. Padahal, tidak demikian," kata Utami. Setiap anak, lanjutnya, entah ia berbakat atau tidak, punya hak untuk mendapatkan pendidikan yang menarik dan menantang. Tapi karena kebutuhan, minat, dan perilaku yang "lebih" dibanding anak lainnya, mau tak mau, anak berbakat harus mendapatkan pengarahan khusus. Hanya, Utami mengingatkan, jangan sampai perlakuan khusus itu merugikan. Baik bagi si anak itu sendiri maupun anak lain. Misalnya, orang tua sering menonjol-nonjolkan anaknya yang berbakat dibanding anaknya yang lain.

"Dampak buruknya, ego si anak semakin menghebat dan bisa juga ia rasakan sebagai beban. Sebab, seperti anak-anak lainnya, ia pun punya masalah emosional," terangnya. Sebaliknya bagi anak lain, bisa timbul rasa persaingan antara saudara. "Kok, dia melulu yang dipuji?" Karena itu, Utami menganjurkan orang tua bersikap tak menunjukkan si berbakat itu istimewa, tapi lebih pada memberikan rangsangan-rangsangan istimewa. Sebetulnya, yang paling penting dilakukan orang tua, kata Utami, "Mencoba menemukan bakat pada setiap anaknya karena masing-masing anak punya kekuatan tersendiri sehingga anak tak perlu merasa iri satu sama lain." Nah, tunggu apalagi? Semakin cepat dan semakin sering kita memberi rangsangan pada si kecil, bakat terpendamnya pun akan segera kita temukan.

Ciri-ciri Intelektual/Belajar

Mudah menangkap pelajaran, ingatan baik, perbendaharaan kata luas, penalaran tajam (berpikir logis-kritis, memahami hubungan sebab-akibat), daya konsentrasi baik (perhatian tak mudah teralihkan), menguasai banyak bahan tentang macam-macam topik, senang dan sering membaca, ungkapan diri lancar dan jelas, pengamat yang cermat, senang mempelajari kamus maupun peta dan ensiklopedi. Cepat memecahkan soal, cepat menemukan kekeliruan atau kesalahan, cepat menemukan asas dalam suatu uraian, mampu membaca pada usia lebih muda, daya abstraksi tinggi, selalu sibuk menangani berbagai hal.

Ciri-ciri Kreativitas

Dorongan ingin tahunya besar, sering mengajukan pertanyaan yang baik, memberikan banyak gagasan dan usul terhadap suatu masalah, bebas dalam menyatakan pendapat, mempunyai rasa keindahan, menonjol dalam salah satu bidang seni, mempunyai pendapat sendiri dan dapat mengungkapkannya serta tak mudah terpengaruh orang lain, rasa humor tinggi, daya imajinasi kuat, keaslian (orisinalitas) tinggi (tampak dalam ungkapan gagasan, karangan, dan sebagainya. Dalam pemecahan masalah menggunakan cara-cara orisinal yang jarang diperlihatkan anak-anak lain), dapat bekerja sendiri, senang mencoba hal-hal baru, kemampuan mengembangkan atau memerinci suatu gagasan (kemampuan elaborasi).

Ciri-ciri Motivasi

Tekun menghadapi tugas (dapat bekerja terus-menerus dalam waktu lama, tak berhenti sebelum selesai), ulet menghadapi kesulitan (tak lekas putus asa), tak memerlukan dorongan dari luar untuk berprestasi, ingin mendalami bahan/bidang pengetahuan yang diberikan, selalu berusaha berprestasi sebaik mungkin (tak cepat puas dengan prestasinya), menunjukkan minat terhadap macam-macam masalah "orang dewasa" (misalnya terhadap pembangunan, korupsi, keadilan, dan sebagainya). Senang dan rajin belajar serta penuh semangat dan cepat bosan dengan tugas-tugas rutin, dapat mempertahankan pendapat-pendapatnya (jika sudah yakin akan sesuatu, tak mudah melepaskan hal yang diyakini itu), mengejar tujuan-tujuan jangka panjang (dapat menunda pemuasan kebutuhan sesaat yang ingin dicapai kemudian), senang mencari dan memecahkan soal-soal.

sumber : http://www.e-smartschool.com

02 Oktober 2009

pengaruh berenang terhadap tinggi badan

Renang adalah olah raga favorit yang dipilih orang tua bagi anak-anaknya. Olah raga ini menjadi cara untuk menggenjot tinggi badan si kecil. Benarkah demikian? Selain cerdas, sehat, dan sopan, harapan orang tua saat ini adalah anak-anaknya mempunyai tubuh yang tinggi alias tidak pendek. Tak hanya sedap dipandang, anak yang mempunyai tinggi badan yang memadai dianggap lebih mulus dalam mencapai cita-cita apapun yang mereka inginkan (maklum beberapa bidang pekerjaan menuntut seseorang bertubuh tinggi). Di Indonesia Tinggi badan laki-laki ideal adalah 170-180 cm sedangkan tinggi badan perempuan 160-170 cm.

Berenang adalah salah satu olah raga yang paling sering dipilih orang tua guna memacu tinggi badan anak. Meski tidak dirancang menjadi atlit renang, anak pun secara rutin diajak berenang. Jika tidak, jangan harap anak bertubuh tinggi. Mitos ini sudah jamak kita dengar. Bisa jadi, anda pun berpendapat sama. Tapi sebelum para orang tua kecewa setelah bertahun-tahun mengajak si kecil berenang tapi tubuh anak tidak bertambah tinggi, sebaiknya ketahui faktor-faktor yang dapat membuat si kecil bertubuh tinggi.

Fakta yang sebenarnya

Berenang memang melatih semua otot-otot tubuh sehingga dapat membantu anak untuk bertambah tinggi. Olah raga ini dapat memicu hormon-hormon pertumbuhan bekerja lebih baik agar si kecil terus bertambah tinggi dan berkembang. Tapi, berenang hanyalah salah satu dari sekian banyak aktifitas yang dapat dilakukan si kecil dengan manfaat yang sama (baca: menambah tinggi badan).

Pertambahan tinggi badan anak tidak hanya dipicu oleh aktifitas renang. Hal lain yang lebih menentukan dalam urusan tinggi badan adalah faktor genetik atau keturunan. Jika tinggi badan anda dan pasangan biasa-biasa saja maka besar kemungkinan tinggi badan si kecil pun biasa-biasa saja. Begitu pula sebaliknya. Jika tubuh anda tinggi semampai si kecil cenderung memiliki postur tubuh demikian.

Faktor lain yang juga turut memicu tumbuh kembang anak adalah nutrisi. Anak yang mendapatkan nutrisi memadai dan seimbang cenderung tumbuh secara optimal. Jadi meskipun anak sering berenang tapi pola makannya buruk, tinggi badannya tetap tidak akan bertambah.

Istirahat, adalah syarat penting bagi tumbuh kembang anak. Tubuh akan menjadi lebih tinggi dan bertambah besar pada saat ia beristirahat (tidur). Ini artinya jika si kecil ingin pertumbuhan badannya optimal maka ia harus mendapatkan istirahat yang memadai. Untuk itu, pastikan pola tidur si kecil cukup sehat.

Selain itu yang perlu diperhatikan adalah tahapan pertumbuhan anak. Dalam perkembangannya anak mengalami saat-saat dimana tubuhnya berkembang sangat lambat dan sangat cepat. Sehingga, kendati si kecil berenang secara teratur, tinggi badannya tidak akan bertambah jika aktifitas ini dilakukan pada fase pertumbuhan lambat yaitu sekitar usia bayi-balita dan usia 16-17 tahun. Pertumbuhan cepat terjadi pada usia 9-12 tahun. Yaitu ketika anak memasuki masa puber. Pada saat ini hormon-hormon pertumbuhan bekerja sangat aktif. Jadi meskipun anak tidak berenang, akan terjadi pertumbuhan tinggi badan yang signifikan. Tetapi, dengan melakukan aktifitas fisik yang cukup, salah satunya dengan renang, pertumbuhan atau penambahan tinggi badan akan semakin optimal.

Namun dengan kenyataan ini bukan berarti anda tidak perlu mengenalkan olah raga renang sejak dini pada anak. Banyak sekali manfaat berenang selain menambah tinggi badan. Pada anak-anak yang mempuyai riwayat asma atau sudah menderita asma, berenang dapat membantu melatih paru-parunya. Berenang juga dapat menjadi sarana yang efektif bagi anak untuk bersosialisasi, melatih keberanian, dan mengenal lingkungan baru.

Sumber : http://www.e-smartschool.com/