29 Mei 2009

orang tua berperan besar terhadap pembentukan IQ dan EQ anak

Kita, sebagai ayahbunda, harus bisa bijaksana menyikapi hal-hal yang berkaitan dengan proses tumbuh kembang anak balita kita. Dilihat dari segi apapun dan manapun, ayahbunda mempunyai porsi terbesar dari tumbuh kembang anak balita.

Secara tidak sadar, sebagian ayahbunda, merupakan penghambat atau perusak proses perkembangan IQ dan EQ anak. Berbagai larangan, berbagai perilaku dan berbagai contoh yang ditunjukkan oleh orang tua ternyata merupakan penyebab dominan dari kurangnya perkembangan IQ dan, khususnya, EQ anak.

Pendapat ahli menyebutkan, kemampuan anak balita untuk menyerap berbagai hal yang dialaminya berkembang dengan pesat mencapai 70-80 %, pada usia 0-6 tahun. Dengan kemampuan verbal yang mulai berkembang, anak akan berusaha mendengarkan, melihat dan menirukan apa yang ada di sekitarnya. Sehingga, peranan ayahbunda dalam memberikan contoh dan perilaku yang sesuai, sangatlah besar.

Dalam hal ini, sikap dan perilaku ayahbunda-lah yang paling sering dilihat dan ditiru oleh anak balita mereka. Sedangkan perintah atau larangan yang hanya berupa ucapan, seringkali akan diabaikan oleh anak balita. Karena yang dibutuhkan oleh mereka adalah contoh dari berbagai perintah atau larangan yang sudah diucapkan oleh ayahbunda-nya.

Apalagi kalau dalam perkembangan IQ dan EQ-nya, anak balita mengalami tindak kekerasan dan perilaku yang kurang sesuai, baik perlakuan lisan maupaun tindakan fisik. Hal ini akan selalu diingat dan direspon oleh anak balita dengan rasa traumatik yang pastinya menghambat perkembangan IQ dan, khususnya, EQ.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar