19 Juni 2009

bayi caesar perlu tambahan probiotik

Artikel berikut saya ambil dari website republika.co.id. Semoga membantu untuk menambah pengetahuan ayahbunda sekalian. :)
Bakteri tak selalu merugikan. Bahkan kekurangan bakteri tertentu sejak dini menyebabkan bayi rentan terhadap berbagai jenis penyakit alergi terutama sistem saluran cerna. Mikroflora saluran cerna berperan penting dalam pembentukan daya tahan tubuh bayi.

Sayangnya pada bayi lahir caesar pembentukan kolonisasi saluran cerna tertunda hingga waktu 6 bulan. Kondisi ini dapat berpengaruh pada daya tahan tubuh sehingga bayu caesar memiliki resiko tinggi terhadap alergi dan penyakit infeksi hingga usia 5 tahun.

Pemberian probiotik diperlukan untuk membantu meningkatkan daya tahan tubuh bayi. Probiotik dapat membantu meningkatkan daya tahan tubuh bayi, mengurangi resiko alergi maupun penyakit infeksi seperti diare. Probiotik seperti Bifidobacterium lactis terbukti aman untuk bayi.

"Probiotik seperti Bifidobacterium lactis terbukti aman bagi bayi sehingga dapat
membantu meningkatkan daya tahan tubuhnya," kata Kepala Divisi Gastrohepatologi
Departemen Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Agus
Firmansyah, dalam seminar kesehatan yang di selenggarakan Nestle pekan lalu di
Jakarta.

Bakteri menguntungkan atau baik seperti bifidobakteria yang diperoleh pada awal kelahiran sangat diperlukan untuk mengenali dan membentuk toleransi terhadap zat-zat asing yang masuk ke dalam tubuh.

Agus menjelaskan bayi lewat operasi caesar lebih steril dibandingkan bayi yang lahir normal karena tidak terkontaminasi oleh bakteri yang terdapat di saluran persalinan normal sang ibu.

Sementara bayi normal memiliki proses berbeda. Bayi berpindah dari rahim yang nyaris steril ke lingkungan luar melalui proses yang lama yang melibatkan kontraksi berjam-jam. Alhasil, bayi melakukan kontak secara alami dengan mirkoflora normal ibu dan kemudian mikrobiota itu berkembang di ususnya.

Sementara itu pada bayi caesar, proses persalinan dilakukan di ruangan steril. Bayi diambil langsung dari rahim ibu tanpa kontak dengan area rektum dan vagina ibu, sehingga tak ada kesempatan kontak dengan mikrobiota normal di jalan lahir.

Malah, untuk menghindari infeksi pascaoperasi, ibu bisanya diberi antiobiotik yang disalurkan melalui plasenta. Akibatnya, kolonisasi bakteri menguntungkan (probiotik) di saluran cerna menjadi terhambat. Ini menjelaskan mengapa bayi yang dilahirkan secara caesar dilaporkan memiliki angka kejadian alergi dan infeksi lebih tinggi dibanding bayi lahir normal. Padahal inisiasi koloni bakteri yang diperoleh bayi saat persalinan normal berpengaruh kuat pada perkembangan dan pematangan sistem kekebalannya.

Prof Bengt Bjorksten dari Karolinska Institutet Swedia menjelaskan, pengaruh kondisi awal kelahiran seperti cara kelahiran dan penggunaanan antibiotik, memiliki efek sangat besar terhadap pola mikroflora saluran cerna. Mikroflora saluran cerna sangat penting untuk merangsang sistem daya tahan tubuh dalam kondisi normal.

Melalui penelitiannya pada tahun 2001, Prof Bengt Bjorksten membuktikan, bayi-bayi penderita alergi terbukti memiliki lebih sedikit bifidobakteria pada feses atau tinja mereka. Hal ini masih terlihat hingga mereka berusia lima tahun. Beberapa studi dalam 10 tahun terakhir juga membuktikan, perbedaan menyolok komposisi mikrobiota bayi sehat dan alergi di negara-negara dengan prevalensi alergi rendah dan tinggi.

Apapun proses kelahiran bayi, sumber probiotik yang terbaik adalah air susu ibu
(ASI). Bayi yang lahir normal dan diberi ASI akan makin sehat karena bakteri
probiotik mendominasi 99 persen mikrobiota saluran cerna.

Pentingnya manfaat probiotik sejak dini, membuat pemberian probiotik pada bayi terus dikampanyekan. Tentunya aspek keamanan harus benar-benar diperhatikan. Hanya preparat probiotik yang sudah diuji secara ekstensif dan terbukti aman yang boleh diberikan. Probiotik Bifidobacterium lactis merupkaan salah satu probiotik yang keamannnya telah teruji dan mendapatkan status Generally Regarded as Safe (GRAS) oleh US-FDA setelah melalui uji analisa keamanan ketat.

Meski diberikan setiap hari, probiotik tidak berpengaruh buruk atau memiliki efek samping negatif bagi anak-anak yang mengonsumsinya karena sebagian probiotik itu akan dikeluarkan dari tubuh, demikian kata Agus.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar